Selasa, 04 September 2012

Mungkinkah Sakit Sembuh Tanpa Obat ?

Pertanyaan di atas sering kali terlontar dari pasien-pasien yang pernah bertemu dengan saya. pertanyaan tersebut bisa bermakna keraguan, juga bisa karena ketidaktahuan. Mereka jelas sangsi dan cenderung sulit menerima di akal pikirannya. Hal ini tidak mengherankan, sudah tidak terhitung seorang individu, dari  mulai ia belajar mendengar perkataan orang sampai ia mampu memilah dan mimilih pernyataan-pernyataan yang masuk ke lubang telinganya, berapa ribu kali pernyataa, baik dari iklan komersil, layanan masyarakat, omongan tetangga kanan kiri sampai penyuluhan kesehatan, memborbardir pikiran seseorang tentang pentingnya "mengobati" ketika sakit menyerang. Lho apakah berarti saya menganjurkan untuk membiarkan saja penyakit yang datang menyerang tanpa di obati ?  Hehehe saya masih berfikir sehat, gak mungkinlah saya berbuat demikian.
Hanya saja, bicara "mengobati", orang tidak akan puas tanpa mengkonsumsi obat. Ini serius ! terjadi pada beberapa pasien yang datang ke tempat saya. Mereka heran, kok pulangnya tidak “ disanguni” obat. Namanya saja berobat, ya mesti minum obat, demikian orang-orang sering menyimpulkan. Benarkah demikian ?. Tidak memungkiri, bahwa sakit memang butuh di obati, tapi apa ya harus dengan obat. Hal ini bisa saja karena pemakaian kata yang “ menjerumuskan “. Saya usul, bagaimana jika mulai sekarang, istilah "berobat", "mengobati", di hilangkan saja dari memori kita, ganti saja dengan istilah "mencari kesembuhan" atau "menyembuhkan". jadi tidak harus sakit di hilangkan dengan obat. Namun, pertanyaan sama terulang, bisakah sakit sembuh tanpa obat ? bisakah sakit sembuh tanpa harus mengkonsumsi obat dokter, atau obat kimia sintetis ?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, mari sejenak membaca beberapa pendapat para pakar mengenai penyakit dan obat-obatan :

“Obat-obatan tidak pernah menyembuhkan penyakit. Mereka hanya menekan tanda bahaya alami tubuh ketika muncul masalah kesehatan. Racun kimia apapun yang dimasukkan dalam tubuh manusia harus segera dibereskan walaupun ia mengurangi gejala. Rasa sakit mungkin hilang, tapi tanpa disadari pasien malah makin parah kondisinya.”
- Daniel. H. Kress, M.D.

“Obat-obatan kimia hanyalah pereda, karena dibalik penyakit ada penyebabnya. Dan untuk penyebab inilah obat-obatan kimia tak pernah bisa menjangkaunya.”
- Wier Mitchel, M.D.


“Praktek medis tidak memiliki filosofi atau akal sehat yang patut untuk direkomendasikan. Ketika sakit, tubuh sudah penuh dengan racun. Dengan minum obat-obatan kimia, tubuh makin penuh dengan racun, sehingga membuat kondisi makin susah untuk disembuhkan.”
- Elmer Lee, M.D., Past Vice President, Academy of Medicine.

 Sebenarnya, manusia memilik mekanisme penyembuhan mandiri dalam tubuhnya. Adanya keluhan penyakit yang di rasa manusia adalah suatu sinyal tubuh agar manusia mengistirahatkan sejenak fisik ( organ ) dan mental ( pikiran ) dari hal-hal yang memberatkan. Secara fisik bisa berarti kita harus waspada terhadap makanan yang kita konsumsi. atau pemakaian energi yang over sehingga berimbas pada organ dalam dan kelelahan tubuh. sementara pikiran berkaitan dengan beban stres yang dialami selama menjalankan rutinitas harian. 
Jika keluhan fisik bisa di pulihkan dengan mengistirahatkannnya atau jika organ dalam bisa di istirahatkan dengan berpuasa, maka mental di istirahatkan melalui hiburan atau aktifitas spiritual. Namun, yang sering salah kaprah terjadi di sebagian besar masyarakat, justru ketika ada tanda tanda sakit seperti batuk, pilek dan kondisi yang umum di sebut " masuk angin", buru-buru mereka mendatangi dokter atau sentra layanan kesehatan untuk memusnahkan gejala yang ada. Padahal seperti pendapat pakar di atas, obat ( kimia / dokter ) hanya bersifat menekan gejala. Obat hanya membuat beban organ / tubuh semakin berat dengan kandungan racun ( meski dalam jumlah yang sangat sedikit ) yang terdapat di dalamnya.

Bagaimana jika mengistirahatkan saja tidak cukup untuk menyingkirkan keluhan yang ada ? sekali lagi, jangan kita terburu-buru untuk berfikir mengkonsumsi obat. Bijak-bijaklah memutuskan utnuk menggunakan obat. Sakit datangnya melalui proses, begitu juga penyembuhannya. Mestinya kita mesti waspada bahkan khawatir ketika ada obat yang bisa menyembuhkan keluhan penyakit dengan sekejap. Berikut ini kita sampaikan alternatif solusi penyembuhan penyakit selain obat, semoga bisa bermanfaat bagi Anda, cekidot……..

 1. Konsumsilah herbal
    Tuhan menurunkan penyakit, namun adilnya, Ia-pun menurunkan penangkalnya. Banyak   penangkal penyakit yagn di sediakan oleh-Nya di alam ini untuk kita gunakan. Misal saja Jahe, ia berfungsi mengobati rasa sakit pada jantung dan perut, perut yang dingin, muntah-muntah dan diare ( tipe dingin ), paru-paru basah dan mimisan. atau madu yang berkhasiat mengobati batuk kering di paru-paru, susah buang air besar tipe kering, hipertensi, gangguan jantung, gangguan hati, rasa sakit pada perut, ingusan dan dapat di gunakan secara eksternal untuk mengobati luka bakar. dan masih banyak herbal lain yang memiliki khasiat penyembuhan dan yang pasti, dengan pengetahuan dosis dan indikasi, keamanannya terjamin, dengan efek samping yang hampir tidak ada. Di tulisan-tulisan mendatang, akan saya kupas macam macam herbal beserta khasiatnya, termasuk resep untuk penyembuhan keluhan penyakit.
2.  Pijat
      Pijat di percaya mampu merelaksasikan fisik / tubuh untuk kembali bugar. Bahkan pijat yang dilakukan oleh seorang ahli mampu menyembuhkan keluhan yang di derita pasien. Macam-macam pijat di antaranya ; akupressur, Shiatsu, Refleksi dll.

3.  Akupunktur
      Akupunktur adalah penyembuhan menggunakan metode penusukan jarum di titik-titik tertentu di tubuh. Yang sering di salah pahami oleh sebagian besar masyarakat bahwa akupunktur adalah metode penyembuhan yang mengerikan dan menyiksa. Banyak masyarakat yang memiliki asumsi bahwa jarum yang di gunakan adalah jarum suntik yang di gunakan para dokter/perawat. Padahal, pada kenyataannya, jarum yang di gunakan para praktisi akupunktur tidaklah lebih besar dari sehelai rambut. Malah, sekarang telah ada jenis jarum yang mampu meminimalisasikan rasa sakit, bahkan tanpa rasa sakit, ketika di tusukkan ke kulit tubuh. Adapun mekanisme kerja Akupunktur, secara sederhana adalah mengharmonisasikan kondisi ketidak seimbangan yang terjadi manakala sakit menyerang. Ketidakharmonisan itu bisa berupa kelelahan fisik dan mental parah, yang menyebabkan bibit penyakit tumbuh subur dan berlebih.
4. Aromaterapi
      Seperti namanya, aromaterapi adalah penyembuhan dengan menggunakan wangi-wangian tertentu. Aromaterapi menggunakan minyak esens yang mudah menguap dan tidak meninggalkan sisa. Saat menghirup udara yang sudah bercampur dengan minyak essens, molekul-molekul dari minyak essens masuk melalui hidung menuju ke reseptor olfaktoris. Reseptor ini kemuian mengirimkan informasi mengenai bau yang tercium kepada system limbic di dalam otak.
      Sistem limbic di dalam otak tidak hanya memproses penerimaan bau, namun juga mengatur emosi, sehinggga dapat di pahami mengapa bau-bauan tertentu dapat mempengaruhi perasaan kita. System limbic juga berpengaruh pada produksi hormone, system kekebalan dan semangat. Oleh karena itu, terapi aroma berpengaruh pada fungsi tubuh dan mental.
5. Hijamah / bekam
      Fungsi kerja bekam adalah mengeluarkan darah kotor sebagai penyebab terakumulasinya racun di tubuh yang menyebabkan gangguan kesehatan. Bekam memiliki fungsi yang mirip dengan donor darah, hanya saja jika donor darah mengeluarkan darah melalui vena, bekam melakukannya melalui jaringan subkutan. Bedanya lagi, jika donor darah hampir-hampir dilakukan di satu titik, dimana di situ terdapat pembuluh darah besar, bekam menggunakan titik sesuai dengan diagnose yang di tegakkan oleh sang penterapi.

6. Meditasi / olah spiritual
      Terapi ini bisa di bilang sebagai metoda yang janggal. Janggal, karena jelas mekanisme kerjanya tidak bisa di buktikan secara ilmiah, apalagi melalui data-data valid hasil uji laboratorium. Namun demikian, banyak orang yang sedikit demi sedikit beralih mencoba terapi ini. Bisa di katakan, terapi ini memiliki efek yang bagus untuk menenangkan emosi, dan pikiran yang stres dengan menghadirkan kedamaian melalui olah batiniah. Kedamaian hati di percaya mampu menyembuhkan gangguan penyakit. Meditasi, Zikir, bersedekah, berfikir positif, kepasrahan pada kehidupan, menghilangkan sifat iri, dengki dan permusuhan masuk dalam kategori penyembuhan metode ini.

Dari pemaparan di atas, tidak mustahil kan, sakit di sembuhkan tanpa mengkonsumsi obat ( atau racun sih ? hehehehe ). Terakhir, dan ini penting, penyakit itu datangnya dari Tuhan, dan Dia pula yang akan menyembuhkannya, tugas kita hanya berusaha. Sepakat ? Salam Sehat !






0 komentar:

Text widget

About

Selasa, 04 September 2012

Mungkinkah Sakit Sembuh Tanpa Obat ?

Pertanyaan di atas sering kali terlontar dari pasien-pasien yang pernah bertemu dengan saya. pertanyaan tersebut bisa bermakna keraguan, juga bisa karena ketidaktahuan. Mereka jelas sangsi dan cenderung sulit menerima di akal pikirannya. Hal ini tidak mengherankan, sudah tidak terhitung seorang individu, dari  mulai ia belajar mendengar perkataan orang sampai ia mampu memilah dan mimilih pernyataan-pernyataan yang masuk ke lubang telinganya, berapa ribu kali pernyataa, baik dari iklan komersil, layanan masyarakat, omongan tetangga kanan kiri sampai penyuluhan kesehatan, memborbardir pikiran seseorang tentang pentingnya "mengobati" ketika sakit menyerang. Lho apakah berarti saya menganjurkan untuk membiarkan saja penyakit yang datang menyerang tanpa di obati ?  Hehehe saya masih berfikir sehat, gak mungkinlah saya berbuat demikian.
Hanya saja, bicara "mengobati", orang tidak akan puas tanpa mengkonsumsi obat. Ini serius ! terjadi pada beberapa pasien yang datang ke tempat saya. Mereka heran, kok pulangnya tidak “ disanguni” obat. Namanya saja berobat, ya mesti minum obat, demikian orang-orang sering menyimpulkan. Benarkah demikian ?. Tidak memungkiri, bahwa sakit memang butuh di obati, tapi apa ya harus dengan obat. Hal ini bisa saja karena pemakaian kata yang “ menjerumuskan “. Saya usul, bagaimana jika mulai sekarang, istilah "berobat", "mengobati", di hilangkan saja dari memori kita, ganti saja dengan istilah "mencari kesembuhan" atau "menyembuhkan". jadi tidak harus sakit di hilangkan dengan obat. Namun, pertanyaan sama terulang, bisakah sakit sembuh tanpa obat ? bisakah sakit sembuh tanpa harus mengkonsumsi obat dokter, atau obat kimia sintetis ?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, mari sejenak membaca beberapa pendapat para pakar mengenai penyakit dan obat-obatan :

“Obat-obatan tidak pernah menyembuhkan penyakit. Mereka hanya menekan tanda bahaya alami tubuh ketika muncul masalah kesehatan. Racun kimia apapun yang dimasukkan dalam tubuh manusia harus segera dibereskan walaupun ia mengurangi gejala. Rasa sakit mungkin hilang, tapi tanpa disadari pasien malah makin parah kondisinya.”
- Daniel. H. Kress, M.D.

“Obat-obatan kimia hanyalah pereda, karena dibalik penyakit ada penyebabnya. Dan untuk penyebab inilah obat-obatan kimia tak pernah bisa menjangkaunya.”
- Wier Mitchel, M.D.


“Praktek medis tidak memiliki filosofi atau akal sehat yang patut untuk direkomendasikan. Ketika sakit, tubuh sudah penuh dengan racun. Dengan minum obat-obatan kimia, tubuh makin penuh dengan racun, sehingga membuat kondisi makin susah untuk disembuhkan.”
- Elmer Lee, M.D., Past Vice President, Academy of Medicine.

 Sebenarnya, manusia memilik mekanisme penyembuhan mandiri dalam tubuhnya. Adanya keluhan penyakit yang di rasa manusia adalah suatu sinyal tubuh agar manusia mengistirahatkan sejenak fisik ( organ ) dan mental ( pikiran ) dari hal-hal yang memberatkan. Secara fisik bisa berarti kita harus waspada terhadap makanan yang kita konsumsi. atau pemakaian energi yang over sehingga berimbas pada organ dalam dan kelelahan tubuh. sementara pikiran berkaitan dengan beban stres yang dialami selama menjalankan rutinitas harian. 
Jika keluhan fisik bisa di pulihkan dengan mengistirahatkannnya atau jika organ dalam bisa di istirahatkan dengan berpuasa, maka mental di istirahatkan melalui hiburan atau aktifitas spiritual. Namun, yang sering salah kaprah terjadi di sebagian besar masyarakat, justru ketika ada tanda tanda sakit seperti batuk, pilek dan kondisi yang umum di sebut " masuk angin", buru-buru mereka mendatangi dokter atau sentra layanan kesehatan untuk memusnahkan gejala yang ada. Padahal seperti pendapat pakar di atas, obat ( kimia / dokter ) hanya bersifat menekan gejala. Obat hanya membuat beban organ / tubuh semakin berat dengan kandungan racun ( meski dalam jumlah yang sangat sedikit ) yang terdapat di dalamnya.

Bagaimana jika mengistirahatkan saja tidak cukup untuk menyingkirkan keluhan yang ada ? sekali lagi, jangan kita terburu-buru untuk berfikir mengkonsumsi obat. Bijak-bijaklah memutuskan utnuk menggunakan obat. Sakit datangnya melalui proses, begitu juga penyembuhannya. Mestinya kita mesti waspada bahkan khawatir ketika ada obat yang bisa menyembuhkan keluhan penyakit dengan sekejap. Berikut ini kita sampaikan alternatif solusi penyembuhan penyakit selain obat, semoga bisa bermanfaat bagi Anda, cekidot……..

 1. Konsumsilah herbal
    Tuhan menurunkan penyakit, namun adilnya, Ia-pun menurunkan penangkalnya. Banyak   penangkal penyakit yagn di sediakan oleh-Nya di alam ini untuk kita gunakan. Misal saja Jahe, ia berfungsi mengobati rasa sakit pada jantung dan perut, perut yang dingin, muntah-muntah dan diare ( tipe dingin ), paru-paru basah dan mimisan. atau madu yang berkhasiat mengobati batuk kering di paru-paru, susah buang air besar tipe kering, hipertensi, gangguan jantung, gangguan hati, rasa sakit pada perut, ingusan dan dapat di gunakan secara eksternal untuk mengobati luka bakar. dan masih banyak herbal lain yang memiliki khasiat penyembuhan dan yang pasti, dengan pengetahuan dosis dan indikasi, keamanannya terjamin, dengan efek samping yang hampir tidak ada. Di tulisan-tulisan mendatang, akan saya kupas macam macam herbal beserta khasiatnya, termasuk resep untuk penyembuhan keluhan penyakit.
2.  Pijat
      Pijat di percaya mampu merelaksasikan fisik / tubuh untuk kembali bugar. Bahkan pijat yang dilakukan oleh seorang ahli mampu menyembuhkan keluhan yang di derita pasien. Macam-macam pijat di antaranya ; akupressur, Shiatsu, Refleksi dll.

3.  Akupunktur
      Akupunktur adalah penyembuhan menggunakan metode penusukan jarum di titik-titik tertentu di tubuh. Yang sering di salah pahami oleh sebagian besar masyarakat bahwa akupunktur adalah metode penyembuhan yang mengerikan dan menyiksa. Banyak masyarakat yang memiliki asumsi bahwa jarum yang di gunakan adalah jarum suntik yang di gunakan para dokter/perawat. Padahal, pada kenyataannya, jarum yang di gunakan para praktisi akupunktur tidaklah lebih besar dari sehelai rambut. Malah, sekarang telah ada jenis jarum yang mampu meminimalisasikan rasa sakit, bahkan tanpa rasa sakit, ketika di tusukkan ke kulit tubuh. Adapun mekanisme kerja Akupunktur, secara sederhana adalah mengharmonisasikan kondisi ketidak seimbangan yang terjadi manakala sakit menyerang. Ketidakharmonisan itu bisa berupa kelelahan fisik dan mental parah, yang menyebabkan bibit penyakit tumbuh subur dan berlebih.
4. Aromaterapi
      Seperti namanya, aromaterapi adalah penyembuhan dengan menggunakan wangi-wangian tertentu. Aromaterapi menggunakan minyak esens yang mudah menguap dan tidak meninggalkan sisa. Saat menghirup udara yang sudah bercampur dengan minyak essens, molekul-molekul dari minyak essens masuk melalui hidung menuju ke reseptor olfaktoris. Reseptor ini kemuian mengirimkan informasi mengenai bau yang tercium kepada system limbic di dalam otak.
      Sistem limbic di dalam otak tidak hanya memproses penerimaan bau, namun juga mengatur emosi, sehinggga dapat di pahami mengapa bau-bauan tertentu dapat mempengaruhi perasaan kita. System limbic juga berpengaruh pada produksi hormone, system kekebalan dan semangat. Oleh karena itu, terapi aroma berpengaruh pada fungsi tubuh dan mental.
5. Hijamah / bekam
      Fungsi kerja bekam adalah mengeluarkan darah kotor sebagai penyebab terakumulasinya racun di tubuh yang menyebabkan gangguan kesehatan. Bekam memiliki fungsi yang mirip dengan donor darah, hanya saja jika donor darah mengeluarkan darah melalui vena, bekam melakukannya melalui jaringan subkutan. Bedanya lagi, jika donor darah hampir-hampir dilakukan di satu titik, dimana di situ terdapat pembuluh darah besar, bekam menggunakan titik sesuai dengan diagnose yang di tegakkan oleh sang penterapi.

6. Meditasi / olah spiritual
      Terapi ini bisa di bilang sebagai metoda yang janggal. Janggal, karena jelas mekanisme kerjanya tidak bisa di buktikan secara ilmiah, apalagi melalui data-data valid hasil uji laboratorium. Namun demikian, banyak orang yang sedikit demi sedikit beralih mencoba terapi ini. Bisa di katakan, terapi ini memiliki efek yang bagus untuk menenangkan emosi, dan pikiran yang stres dengan menghadirkan kedamaian melalui olah batiniah. Kedamaian hati di percaya mampu menyembuhkan gangguan penyakit. Meditasi, Zikir, bersedekah, berfikir positif, kepasrahan pada kehidupan, menghilangkan sifat iri, dengki dan permusuhan masuk dalam kategori penyembuhan metode ini.

Dari pemaparan di atas, tidak mustahil kan, sakit di sembuhkan tanpa mengkonsumsi obat ( atau racun sih ? hehehehe ). Terakhir, dan ini penting, penyakit itu datangnya dari Tuhan, dan Dia pula yang akan menyembuhkannya, tugas kita hanya berusaha. Sepakat ? Salam Sehat !






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search This Blog

Template by : kendhin x-template.blogspot.com