Pertanyaan di atas sering kali
terlontar dari pasien-pasien yang pernah bertemu dengan saya. pertanyaan
tersebut bisa bermakna keraguan, juga bisa karena ketidaktahuan. Mereka jelas
sangsi dan cenderung sulit menerima di akal pikirannya. Hal ini tidak
mengherankan, sudah tidak terhitung seorang individu, dari mulai ia
belajar mendengar perkataan orang sampai ia mampu memilah dan mimilih
pernyataan-pernyataan yang masuk ke lubang telinganya, berapa ribu kali
pernyataa, baik dari iklan komersil, layanan masyarakat, omongan tetangga kanan
kiri sampai penyuluhan kesehatan, memborbardir pikiran seseorang tentang pentingnya
"mengobati" ketika sakit menyerang. Lho apakah berarti saya
menganjurkan untuk membiarkan saja penyakit yang datang menyerang tanpa di
obati ? Hehehe saya masih berfikir
sehat, gak mungkinlah saya berbuat demikian.
Hanya saja, bicara
"mengobati", orang tidak akan puas tanpa mengkonsumsi obat. Ini serius
! terjadi pada beberapa pasien yang datang ke tempat saya. Mereka heran, kok
pulangnya tidak “ disanguni” obat. Namanya saja berobat, ya mesti minum obat,
demikian orang-orang sering menyimpulkan. Benarkah demikian ?. Tidak
memungkiri, bahwa sakit memang butuh di obati, tapi apa ya harus dengan obat. Hal
ini bisa saja karena pemakaian kata yang “ menjerumuskan “. Saya usul, bagaimana
jika mulai sekarang, istilah "berobat", "mengobati", di
hilangkan saja dari memori kita, ganti saja dengan istilah "mencari
kesembuhan" atau "menyembuhkan". jadi tidak harus sakit di
hilangkan dengan obat. Namun, pertanyaan sama terulang, bisakah sakit sembuh
tanpa obat ? bisakah sakit sembuh tanpa harus mengkonsumsi obat dokter, atau
obat kimia sintetis ?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, mari sejenak
membaca beberapa pendapat para pakar mengenai penyakit dan obat-obatan :
“Obat-obatan
tidak pernah menyembuhkan penyakit. Mereka hanya menekan tanda bahaya alami
tubuh ketika muncul masalah kesehatan. Racun kimia apapun yang dimasukkan dalam
tubuh manusia harus segera dibereskan walaupun ia mengurangi gejala. Rasa sakit
mungkin hilang, tapi tanpa disadari pasien malah makin parah kondisinya.”
- Daniel. H. Kress, M.D.
“Obat-obatan
kimia hanyalah pereda, karena dibalik penyakit ada penyebabnya. Dan untuk
penyebab inilah obat-obatan kimia tak pernah bisa menjangkaunya.”
- Wier Mitchel, M.D.
“Praktek
medis tidak memiliki filosofi atau akal sehat yang patut untuk
direkomendasikan. Ketika sakit, tubuh sudah penuh dengan racun. Dengan minum
obat-obatan kimia, tubuh makin penuh dengan racun, sehingga membuat kondisi
makin susah untuk disembuhkan.”
- Elmer Lee, M.D., Past Vice President, Academy of Medicine.
Sebenarnya,
manusia memilik mekanisme penyembuhan mandiri dalam tubuhnya. Adanya keluhan
penyakit yang di rasa manusia adalah suatu sinyal tubuh agar manusia
mengistirahatkan sejenak fisik ( organ ) dan mental ( pikiran ) dari hal-hal
yang memberatkan. Secara fisik bisa berarti kita harus waspada terhadap makanan
yang kita konsumsi. atau pemakaian energi yang over sehingga berimbas pada
organ dalam dan kelelahan tubuh. sementara pikiran berkaitan dengan beban stres
yang dialami selama menjalankan rutinitas harian.
Jika
keluhan fisik bisa di pulihkan dengan mengistirahatkannnya atau jika organ
dalam bisa di istirahatkan dengan berpuasa, maka mental di istirahatkan melalui
hiburan atau aktifitas spiritual. Namun, yang sering salah kaprah terjadi di
sebagian besar masyarakat, justru ketika ada tanda tanda sakit seperti batuk,
pilek dan kondisi yang umum di sebut " masuk angin", buru-buru mereka
mendatangi dokter atau sentra layanan kesehatan untuk memusnahkan gejala yang
ada. Padahal seperti pendapat pakar di atas, obat ( kimia / dokter ) hanya
bersifat menekan gejala. Obat hanya membuat beban organ / tubuh semakin berat
dengan kandungan racun ( meski dalam jumlah yang sangat sedikit ) yang terdapat
di dalamnya.
Bagaimana jika mengistirahatkan saja tidak cukup
untuk menyingkirkan keluhan yang ada ? sekali lagi, jangan kita terburu-buru
untuk berfikir mengkonsumsi obat. Bijak-bijaklah memutuskan utnuk menggunakan
obat. Sakit datangnya melalui proses, begitu juga penyembuhannya. Mestinya kita
mesti waspada bahkan khawatir ketika ada obat yang bisa menyembuhkan keluhan
penyakit dengan sekejap. Berikut ini kita sampaikan alternatif solusi penyembuhan
penyakit selain obat, semoga bisa bermanfaat bagi Anda, cekidot……..
1.
Konsumsilah herbal
Tuhan menurunkan
penyakit, namun adilnya, Ia-pun menurunkan penangkalnya. Banyak
penangkal penyakit yagn di sediakan oleh-Nya di alam ini untuk kita gunakan. Misal
saja Jahe, ia berfungsi mengobati
rasa sakit pada jantung dan perut, perut yang dingin, muntah-muntah dan diare (
tipe dingin ), paru-paru basah dan mimisan. atau madu yang berkhasiat mengobati batuk kering di paru-paru, susah
buang air besar tipe kering, hipertensi, gangguan jantung, gangguan hati, rasa
sakit pada perut, ingusan dan dapat di gunakan secara eksternal untuk mengobati
luka bakar. dan masih banyak herbal lain yang memiliki khasiat penyembuhan dan yang pasti, dengan
pengetahuan dosis dan indikasi, keamanannya terjamin, dengan efek samping yang hampir
tidak ada. Di tulisan-tulisan mendatang, akan saya kupas macam macam herbal
beserta khasiatnya, termasuk resep untuk penyembuhan keluhan penyakit.
2.
Pijat
Pijat di percaya mampu merelaksasikan
fisik / tubuh untuk kembali bugar. Bahkan pijat yang dilakukan oleh seorang
ahli mampu menyembuhkan keluhan yang di derita pasien. Macam-macam pijat di
antaranya ; akupressur, Shiatsu, Refleksi dll.
3.
Akupunktur
Akupunktur adalah penyembuhan menggunakan
metode penusukan jarum di titik-titik tertentu di tubuh. Yang sering di salah
pahami oleh sebagian besar masyarakat bahwa akupunktur adalah metode
penyembuhan yang mengerikan dan menyiksa. Banyak masyarakat yang memiliki
asumsi bahwa jarum yang di gunakan adalah jarum suntik yang di gunakan para
dokter/perawat. Padahal, pada kenyataannya, jarum yang di gunakan para praktisi
akupunktur tidaklah lebih besar dari sehelai rambut. Malah, sekarang telah ada
jenis jarum yang mampu meminimalisasikan rasa sakit, bahkan tanpa rasa sakit, ketika
di tusukkan ke kulit tubuh. Adapun mekanisme kerja Akupunktur, secara sederhana
adalah mengharmonisasikan kondisi ketidak seimbangan yang terjadi manakala
sakit menyerang. Ketidakharmonisan itu bisa berupa kelelahan fisik dan mental
parah, yang menyebabkan bibit penyakit tumbuh subur dan berlebih.
4. Aromaterapi
Seperti namanya, aromaterapi adalah penyembuhan
dengan menggunakan wangi-wangian tertentu. Aromaterapi menggunakan minyak esens
yang mudah menguap dan tidak meninggalkan sisa. Saat menghirup udara yang sudah
bercampur dengan minyak essens, molekul-molekul dari minyak essens masuk
melalui hidung menuju ke reseptor olfaktoris. Reseptor ini kemuian mengirimkan
informasi mengenai bau yang tercium kepada system limbic di dalam otak.
Sistem limbic di dalam otak tidak hanya
memproses penerimaan bau, namun juga mengatur emosi, sehinggga dapat di pahami
mengapa bau-bauan tertentu dapat mempengaruhi perasaan kita. System limbic juga
berpengaruh pada produksi hormone, system kekebalan dan semangat. Oleh karena
itu, terapi aroma berpengaruh pada fungsi tubuh dan mental.
5. Hijamah / bekam
Fungsi kerja bekam adalah mengeluarkan
darah kotor sebagai penyebab terakumulasinya racun di tubuh yang menyebabkan
gangguan kesehatan. Bekam memiliki fungsi yang mirip dengan donor darah, hanya
saja jika donor darah mengeluarkan darah melalui vena, bekam melakukannya
melalui jaringan subkutan. Bedanya lagi, jika donor darah hampir-hampir
dilakukan di satu titik, dimana di situ terdapat pembuluh darah besar, bekam
menggunakan titik sesuai dengan diagnose yang di tegakkan oleh sang penterapi.
6. Meditasi / olah spiritual
Terapi ini bisa di bilang sebagai metoda
yang janggal. Janggal, karena jelas mekanisme kerjanya tidak bisa di buktikan
secara ilmiah, apalagi melalui data-data valid hasil uji laboratorium. Namun demikian,
banyak orang yang sedikit demi sedikit beralih mencoba terapi ini. Bisa di katakan,
terapi ini memiliki efek yang bagus untuk menenangkan emosi, dan pikiran yang
stres dengan menghadirkan kedamaian melalui olah batiniah. Kedamaian hati di
percaya mampu menyembuhkan gangguan penyakit. Meditasi, Zikir, bersedekah,
berfikir positif, kepasrahan pada kehidupan, menghilangkan sifat iri, dengki
dan permusuhan masuk dalam kategori penyembuhan metode ini.
Dari
pemaparan di atas, tidak mustahil kan, sakit di sembuhkan tanpa mengkonsumsi
obat ( atau racun sih ? hehehehe ). Terakhir, dan ini penting, penyakit itu datangnya
dari Tuhan, dan Dia pula yang akan menyembuhkannya, tugas kita hanya berusaha.
Sepakat ? Salam Sehat !